Detail Cantuman
Text
Integrasi nilai keislaman pada situs pusaka kota tua sulawesi selatan
Proses masuknya Islam di Sulawesi Selatan melalui pola top down yaitu diterima langsung oleh elit kerajaan kemudian berkembang ke masyarakat. Islamisasi ini dibawa oleh tiga muballig yang dikenal dengan Dato’ Tallua/Tellue’ yaitu Dato’ Ri Bandang di Kerajaan Kembar Gowa-Tallo, Dato’ Ri Patimang di Kerajaan Luwu dan Dato’ Ri Tiro di daerah Tiro Bulukumba. Ketiga kota dan daerah inilah yang menjadi cikal bakal perkembangan Islam di Sulawesi Selatan. Sehingga karakteristik utama dari ketiga kota ini didasarkan pada faktor alam, konsep islami, konsep lokal dan pusat kota yang terbangun pada masa penjajahan Belanda membentuk sejarah perkotaan dan bangunan cagar budaya sebagai situs pusaka sehingga disebut dengan kawasan kota tua. Kawasan kota tua merupakan denyut nadi kota karena merupakan ruang penting yang bercerita perkembangan sejarah, ekonomi, sosial-budaya dan religilisitas warga dan kota ini menjadi simbol pemersatu, toleransi, persamaan, lokalitas dan Islamisasi. Peradaban islam tidak terlepas dari peran situs pusaka seperti makam, istana, masjid yang menjadi platform dalam tata kota. Buku ini menjelaskan akulturasi Islam dalam budaya lokal, komponen kota, dan situs pusaka yang menjadi ruang inti pada kota tua pasca Islam masuk yaitu makam, istana, dan masjid.
Buku ini berisi tentang:
Bab I Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam
Bab II Islamisasi di Sulawesi Selatan
Bab III Kota Tua di Sulawesi Selatan
Bab IV Situs Pusaka Kota Tua di Sulawesi Selatan
Ketersediaan
Tidak ada salinan data
Informasi Detil
Penerbit | Alauddin University Press : Makassar., 2020 |
---|---|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek |