Qasim Mathar memiliki pandangan keagamaan yang futuristik. Pikiran-pikirannya tidak pernah terkungkung oleh batasan ruang atau sekat mazhab tertentu yang membelenggu. Orisinalitas pemikirannya ditunjukkan melalui logika akademik yang dibangun atas dasar landasan epistemologi keilmuan yang kokoh. Demikian pula kepribadiannya. Dia adalah sosok yang kharismatik, berwibawa, rendah hati kepada siapapun. Sopan santun tutur kata dan bahasa akademis yang dikemukakannya menjadi kekuatan argumentatif bagi sikap dan pemikiran keberagamaannya.
Mengapa buku ini harus dibuat? Sebuah pertanyaan mendasar dan kritis yang perlu dijawab. Bukankah pemikiran Qasim Mathar bisa dinikmati di setiap edisi kolom Fajar. Ya, memang, tapi hemat saya, pemikiran-pemikiran tersebut masih bersifat parsial, fragment dan belum utuh jika dilihat dari sudut epistemologi keilmuan. Karenanya, diperlukan analisis holistik untuk membaca pemikirannya yang kemudian dirangkai menjadi sebuah bahan bacaan dan juga referensi.